Update
Banyak orang sering mengeluh dengan nasibnya. Nasib jelek lah, kurang beruntung, gak hoki, dll. Mereka yang mengeluh adalah orang yang enggan dan malas untuk bekerja. Para pencari kerja hanya menunggu adanya lowongan kerja tanpa melatih diri untuk lebih baik. Mereka tidak mempersiapkan. Begitu pula dengan yang sudah bekerja. Mondar-mandir dari rumah ke tempat kerja. Mengalami rutinitas yang membosankan tanpa adanya persiapan. Tanpa mempersiapkan diri untuk naik jabatan atau mencari keefisianan kerja. Inilah yang di bilang oleh Roy D. Chapin tentang nasib baik. Nasib baik adalah ketika persiapan dan peluang bertemu. Dan saya rasa ini sesuatu yang hebat. bukan
Nasib baik = Peluang + Persiapan
Optimis selalu
Mempersiapkan diri seperti hal yang dibahas diatas merupakan salah satu contoh sikap optimis. Optimis juga akan menjadi faktor penentu kesuksesan. Orang yang optimis bukanlah orang yang bodoh yang mudah dibodohi. Orang optimis adalah orang pintar yang merasa dirinya masih bodoh.
Mencoba sekali lagi
ketika menghadapi kegagalan saran yang paling baik adalah "cobalah sekali lagi". Ketika kamu mencoba sekali lagi, kamu akan tau kesalahanmu. Ketika kamu mencoba sekali lagi, kamu akan memperbaiki kesalahanmu. Ketika kamu mencoba sekali lagi, kamu akan terbiasa menjadi benar.
Cita-cita besar selalu dianggap mustahil
Orang yang memperjuangkan cita-citanya dengan tidak pernah lelah untuk mencoba, bisa dibilang dia mempunyai cita-cita yang besar. Cita-cita yang besar selalu dipandang tidak mungkin terjadi. Tetapi setelah melalui tahap mencoba lagi. Cita-cita akan menjadi mungkin terjadi, dan kemudian sering terjadi
Tidak punya semangat = gagal
Ingatlah kamu, gagal bukan karena kamu bodoh tapi karena kamu tidak punya semangat. Kamu tidak punya semgangat untuk mencari sumber permasalahannya. Jadilah kamu gagal.
Retreat
terakhir, Tariklah dirimu untuk mengheningkan diri dan berusaha mendengar. Hal itu seperti kapak yang kembali diasah. Dan setelah itu kamu bisa menebang pohon lagi. - Yosep Endro Prasetyo -